Sabtu, 28 November 2009

Kenapa Membenci Alay

Belakangan ini aq makin ngerasa risih aja sama orang-orang yang mengaku dirinya gak “alay” dan memerangi kaum alay secara membabi buta, menjelek-jelekkan, menghina, mencaci maki seperti kaum alay layaknya seperti sampah haram. Ya aq nulis seperti ini bukan karena aq termasuk kaum alay, (bukan bermaksud membela) hahaha.. tapi aq risih aja liat status orang-orang di facebook, twitter, blog, maupun forum-forum seperti Kaskus yang menghina kaum alay secara kejam layaknya lagi melihat sampah menjijikkan di hadapannya, padahal jangan-jangan mereka yang ngomong seperti itu secara tidak disadari pernah melakukan tindakan alay (mungkin karena mereka ga sadar aja kali).

Saya menemukan status Facebook yang mengatakan, "kenapa facebook makin banyak alaynya sih, buang jauh-jauh mereka" dan puluhan orang mengklik "like". Selain itu kita juga bisa menemukan di sebuah thread di forum terbesar di Indonesia (salah satu), adanya aliansi pembasmi alay lengkap dengan ciri-ciri alay, seakan diberi label “wanted” dan bakal diberi hadiah ratusan juta kalau bisa menemukannya. Status twitter-pun makin beragam, “duh lagi di mall ni, banyak banget sih alay disini”. Tulisan di blog juga ga kalah parah, banyak tulisan yang mencibir kaum alay.

Definisi alay sebenernya masih mengambang, tapi secara umum banyak kelompok-kelompok anti alay mendefinisikan mereka ini kampungan (alay), bermuka endeso'(alay), narsis(alay), sok keren dengan wajah pas-pasan (alay), sok fashionable dengan uang pas-pasan (alay), gaul tapi rambut belah tengah (alay) dan sangat tidak pantas untuk bermain di mall (alay), bermain facebook pun tidak diterima(alay).

Aq ga tau kenapa dan atas dasar apa mereka sampe tega menghina kaum alay seperti itu, apakah mereka merasa terganggu, atau mereka merasa kaum borjouis dengan gaya high-class mereka yang selalu memandang rendah kaum proletar. Apapun alasan mereka, mereka sebenarnya gak berhak melakukan tindakan itu, toh selama ini aq rasa mereka ga mengganggu kita secara langsung kan, kalau emang ga suka dengan kehadiran mereka di facebook ya tinggal di remove aja dari friend, tuntas masalah tanpa harus menghina mereka seperti itu. Kalau emang ga suka kehadiran mereka di mall ya jangan maen ke mall lah, pergi aja ke tempat yang ga ada alay-nya, toh itu hak mereka mau kemana aja (kali aja mereka disitu emang buat belanja dan bukan seperti kalian yang hobbinya nongkrong di mall atau cuma windows shopping), emang itu mall punya nenek moyang lo.

Manusia itu diciptakan beragam teman, masing-masing punya kekurangan dan kelebihan, dan setiap manusia punya hak asasi dan itu juga harus dihargai. Kalau mereka nyaman berpakaian seperti itu, suka lagu seperti itu, atau kampungan, itu kan hak mereka, atas dasar apa kita melarang mereka kalau mereka nyaman dengan diri mereka. Tindakan seperti ini mengingatkan tragedi di Amerika terhadap masalah kulit berwarna, tapi toh saat ini mereka dipimpin oleh seorang presiden dengan kulit berwarna dan bahkan artis-artis kulit berwarnanya lebih ngetop dibandingkan dengan orang-orang yang dulu menganggap rendah orang-orang kulit berwarna (contohnya Oprah-artis kulit hitam yang paling sukses di Amerika).

Saran aku sih jangan terlalu merendahkan orang lain apalagi sampai menghina-nya, bisa kemakan omongan loh, jangan-jangan dia berusaha untuk tidak menjadi alay tapi secara tidak sadar dia terjerumus ke kelompok itu, misalnya ni yah, biar gak alay aku berusaha menggunakan produk-produk yang kaum alay ga bisa pakai, tapi karena ga cocok ya sama aja terlihat alay, membuang jauh-jauh lagu-lagu yang disukai kaum alay dengan mencoba menyukai lagu-lagu yang lagi trend yang sebenernya dia juga ga tau suka apa gak, karena berusaha untuk gak menjadi alay dia malah sok-sok’an menyukainya (sama aja menyiksa diri lo dan menjadikan dirimu alay tanpa lo sadari). Kalau kamu nyaman, kalau kamu suka kenapa gak? Toh emang kenapa kalau orang bilang lo alay? Lo malu? Emang bakal masuk neraka jahanam apa kalau dibilang alay? Oke, sebelum kamu menjudge seseorang jangan melihat dari cover-nya doang, tapi coba liat ke dalam-nya juga. Selain itu sebelum kamu mengomentari seseorang apa salahnya kalau kamu melihat dirimu kamu terlebih dahulu apakah sudah pantas mengomentari orang itu.

Tidak ada komentar: